Aku Mulai Belajar



Beberapa minggu ini aku menonton film korea. Mungkin ini adalah awal dari cerita ini. Karena aku tak tau harus memulainya dari mana. Aku juga bingung ketika harus menceritakan hal yang aku alami tentang cinta. Ya, cinta yang membuat aku sedikit kurusan karena tak selera makan. Cinta yang membuat aku jatuh sejatuh-jatuhnya. Mungkin karena aku terlalu lama menyelam hingga ke dasarnya, sehingga aku tak sadar bahwa aku tak pandai berenang. Aku hanya bisa menantikan perenang yang mendapati aku di dasar laut untuk di selamatkan.
Ah tak tau lah, aku hanya ingin bercerita tentang ini sekarang.
Beberapa hari ini aku melewati jalan yang sering kami lewati dulu. Oh iya, kami di sini adalah aku dan dia yang dulu pernah mendambakan akan tetap bersama apapun yang terjadi. Tapi saat ini sepertinya aku atau kami tak bisa berpikir tentang itu lagi, atau mungkin lupa atau juga dilupa-lupakan.
Aku ingat, dulu aku pernah bertanya :
“sayang, jika nanti aku tak lagi mencintaimu, apa yang akan kamu lakukan?”
Kamu tersenyum dan menatapku sambil berkata “aku akan membuatmu jatuh cinta lagi kepadaku. Dan begitu seterusnya jika hal itu terjadi. Tapi aku yakin kamu akan tetap mencintaiku.”
“aku tak begitu yakin sayang” aku membalas senyummu juga.
Ah, untuk membuat cerita ini saja membuat aku harus mengingat lagi kata-kata indah yang dulu pernah kau ucapkan.
Mengenai jalan, aku sangat suka sebuah jalan yang dulunya menjadi bukti bagiku bahwa dia begitu mencintaiku. Walau sekarang tidak lagi seperti itu. Jalan yang kumaksud adalah sebuah jembatan yang tidak begitu menarik. Yang menarik adalah, kisah yang terjadi di atas jembatan itu.
Sore itu aku minta bertemu denganmu. Kamu ingat itu kan? Kita bertemu di persimpangan tiga sebelum jembatan yang kumaksud. Saat itu aku masih seperti biasanya, egois. Aku berlalu dihadapanmu dengan wajah jutek. Padahal sebelumnya kita memang tidak ada masalah. Aku juga tak tau mengapa aku begitu. Kita berdiri di ujung kanan jembatan. Saat itu tidak terlalu ramai tidak terlalu sepi juga. Kamu memulai pembicaraan.
“sayang udah makan? Tanya mu
Aku selalu ingat, pertanyaan pertama yang akan kamu tanyakan adalah apakah aku sudah makan? Selalu begitu. Kamu taukan aku mengingat setiap kata yang kamu keluarkan atau kamu sampaikan.
“sudah” aku menjawabnya cuek
Wajahmu tak berubah, kamu tersenyum seolah tak ada tanda tanya.
Saat itu aku langsung mengatakan bahwa aku ingin mengakhiri hubungan yang sudah berlalu sekitar 2 tahun itu.  Alasannya adalah orang tuaku sepertinya tidak suka dengannya. Padahal dia belum pernah ku bawa bertamu di rumahku. Setelah ku pikir-pikir aku yang salah. Aku yang tak bisa bercerita kepada ayah dan ibuku tentang  dia. Mereka hanya mendengar cerita dari tetangga atau orang yang sok tau menceritakan tentang kamu dan keluarganya.
Reaksinya benar-benar diluar dugaanku. dia menangis dan memohon untuk memperbaiki semuanya. Dia berkata akan membuat orang tuaku menyukainya. Apapun itu caranya. Sebenanrnya aku terharu mendapat perlakuan seperti itu. Aku tetap saja menjaga sifat egoisku ini. Aku langsung pamit pulang dan menghidupkan sepeda motor yang baru saja dibeli oleh kakakku.
Dia mengikutiku dari belakang sambil berteriak dan menangis bahwa dia tak bisa kehilanganku. Ya , sepanjang jalan dia melakukan itu hingga sampai di depan gerbang rumahku. Aku yakin kamu  belum berani masuk ke rumahku , itu salahku yang selalu melarangmu. Alasannya adalah aku takut dia akan di bentak oleh ayahku. Apalagi mendengar cerita buruk tentang dia dari orang lain.
Hari itu aku melihat matanya yang rasanya begitu tulus mencintaiku. Saat itu aku benar-benar tidak yakin akan bisa kehilangan dia.  (part 1)
Next… (bersambung)

14 Nov 2015, LL

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lirik Lagu Anji - Bidadari Tak Bersayap

Doa dan Usaha Harus seimbang ya Dik!!

Lirik dan Terjemahan lagu Westlife || I Wanna Grow Old With You