Di Kampung Kita Dik..
Dik,
Kulihat matamuAda ketakutan disanakau selalu bersama dengan ketakutan setiap waktunyaMalangnya lagi, kau terpaksa hidup bersama ketakutanmukulihat tubuhmuTubuh yang berharap kasih sayangBahkan sisa sisa kasih sayang pun tak apaTapi sayang, sayang nya mereka adalah pukulan kayu Tiap hari lebam, tiap hari biru
Dik, Jika kutampung air matamu setiap pagi dan soreMungkin sudah bertenong tenong kukumpulkanSedih menyayat hati mendengar tangisanmuAku tidak tau bagaimana arti kasih sayang bagi merekadarah yang mengalir di tubuhmu adalah darah mereka juga kanTapi seperti darah musuh kau diperlakukan
Dik,Kaki tanpa alasAdalah hal biasa di kampung kitaKau salah satunya karena berada di kampung kitaDulu aku juga begituAnak-anak balita juga jarang dimandikanAir kuning, keruh, berbauAh segala hal kotor ada di kampung kita kan dikTapi yang harus kau tauDikampung kita hanya luarnya saja yang kotorHati semua orang adalah baikKecuali hati Dia, ibumu
Komentar
Posting Komentar