Sudah Kenyang dengan Abaimu
Bolehkah
aku merasa bosan ketika kau sedang cinta cintanya? Seperti hal yang sama kau
lakukan padaku dulu. Tidak kau balas pesanku, jika pun kaubalas hanya sekali
sehari ketika malam saja dan itu dengan obrolan sangat singkat. Bukannya balas dendam
mas, aku hanya ingin memberitahumu bagaimana rasanya diperlakukan seperti itu.
Lalu setelahnya kau katakan sedang bosan padaku. Terlalu jujur memang. Aku suka
kejujuranmu. Tapi bukan berarti aku bahagia mempunyai kekasih yang sejujur
dirimu. Jika bosan, maka tinggalkan saja. Jangan lagi kau beri cinta untuk
orang yang membuatmu bosan. Aku takut jika suatu masa nanti kau bosan lagi,
lalu setelah itu kau cinta lagi, bosan lagi, cinta lagi.
Seperti
sebuah lagu dari dari Rio Febrian – Jenuh. Hal yang wajar memang akan ada rasa
jenuh dalam kita. Tapi aku berharap jangan menyakitiku dengan rasa rasa itu. Jika
aku jenuh, aku memilih untuk mengingat lagi masa-masa dulu yang jauh dari kata
jenuh. Tapi kamu lebih memilih abai padaku. Sebelumnya kuucapkan terima kasih
karena pernah memberi bahagia, pernah memberi abai lalu cinta lagi. Aku selalu
berada pada masa-masa mengejutkan setiap harinya. Hari ini diabaikan, besok
dicintai, lusa di abaikan kembali.
Perihal
abai abai mu, aku sudah sangat kenyang. Ibaratkan makan abai setiap lusa lalu
menjadi kenyang. Kau mengerti bahasaku kan? Hari-hariku rusak karena abai abai
mu, sekarang tidak lagi ku relakan hal sama terulang. Saat ini ketika kau
sedang cinta-cintanya, aku akan memberitahumu bagaimana rasanya di beri abai
untuk waktu yang lama sampai kau beranjak dari hatiku.
Liria
Lase
Pasar
Usang,
26
Juli 2017
*Tulisan
yang dimuat disini terinspirasi dari cerita seorang teman
Komentar
Posting Komentar