Hal yang Berkecamuk di Dadamu

Aku tidak tau harus bercerita dari mana. Malam ini beberapa hal menari-nari dalam kepalaku, alangkah baiknya kutuliskan saja. Suatu saat nanti aku kembali membaca tulisan ini sambil tersenyum dan mengatakan “Aku telah menemukan lelaki sejati ku” - meskipun saat ini masih entah.
Tidak ada yang tau seperti apa akhir perjalanan cinta. Saat ini pun dengan seseorang yang ku sebut kekasih, aku masih belum menebak akhir dari kisah kasih ini. Cinta bisa saja merobek robek hatimu, mengacaukan hari mu juga membuat bahagia hatimu. Cinta tidak menenangkan, aku tidak percaya bahwa cinta itu menenangkan. Semakin engkau nyaman pada cintanya, dadamu akan selalu bergetar-tak tenang.
Saat ini dadaku sedang dipenuhi kebingungan. Bahkan untuk ini pun tidak pantas disebut tenang. Beberapa perubahan kau tunjukkan padaku di tiap harinya. Kau jauh, sangat jauh dari tanganku yang sedari tadi melambai-lambai ke arah mu. Aku seperti melihat diriku yang dahulu dalam sikapmu saat ini. Dahulu – sebelum dirimu -, seseorang yang kusebut kekasih pernah ku perlakukan sama seperti yang kau lakukan pada ku saat ini. Aku seperti melihat hukum, persis sama. Aku yang tanpa kabar, lalu dia yang marah . Ah, tak perlu ku jabarkan, kamu akan tau, perubahan mu saat ini, persis seperti  perubahan yang pernah kulakukan padanya. Pada kekasihku sebelum kamu.
Saat itu semua yang terjadi adalah puncak emosi. Segala beban yang ku temukan dalam cinta dengannya, membuat aku melakukan itu. Jadi sekarang, pantas aku mengada-ada apa yang sedang terjadi padamu. Karena aku juga pernah dalam keadaan sama sepertimu  saat ini.
Ketika itu, semua dendam, emosi, amarah, benci dan cinta membuat aku kebingungan. Pikirku Pelan-pelan kulakukan sesuatu agar semua amarah dapat runtuh agar benci dan dendam lenyap dan yang tersisa hanya cinta. Tapi ternyata aku salah, Aku hanya sedang menyakiti hati seseorang yang mencintaiku hatinya masih aku cintai.
Perihal dengan kita, aku tak tau hal apa yang berkecamuk di dadamu. Sama kah dengan yang kurasakan dulu atau tidak. Semua itu biarlah menjadi urusanmu. Urusanku adalah memperhatikan cintamu. Jika Ia tetap bertahan, maka inilah cinta sejati ku yang akan ku pertahankan sampai  nanti kamu di panggil ayah oleh anak-anak (kita) sampai memutih rambutmu dan sampai kita mengakui ini cinta yang sejati.

*beberapa tulisan hanyalah fiksi dan khayalan semata :) 

Pasar Usang
17 Mei 2017
23.52

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lirik Lagu Anji - Bidadari Tak Bersayap

Doa dan Usaha Harus seimbang ya Dik!!

Lirik dan Terjemahan lagu Westlife || I Wanna Grow Old With You