Memory Rumah Kecil Dengan Lampu Dinding di Tengahnya
Anakku, masa kecilmu kau habiskan
bersamaku
Bermain dan tinggal di rumah
kecil berteman lampu dinding
Kadang kau mengeluh bahwa hidung
mu akan terlihat hitam dipagi hari
Aku hanya bisa tertawa nak
Anakku, pertama kali kau sekolah
di SD
Akulah ayah atau Ibumu yang
mengantarmu ke tempat kau menghabiskan setengah harimu
Kau pulang dengan ceritamu
tentang kelas dan sekolah yang menyenangkan
Walau tak ada ucapan terima kasih
darimu, aku merasa bahagia nak
Aku mampu membuat anakku bahagia
seperti anak yang lainnya
Anakku, saat umurmu beranjak menjadi remaja
Kamu mulai tertutup dan sering
mengurung diri dikamar
Aku tau kamu sedang memikirkan
banyak hal yang tidak penting
Mungkin tentang teman sebayamu
Atau kamu merasa kami orang tua
mu tak adil pada mu dan saudaramu
Anakku, aku orang tuamu
Aku taka pa yang kamu alami di
masa-masa seperti itu
Masa kamu ingin menyatakan dirimu
Kadang dengan marah atau melawan
kami
Kamu menumpahkan emosimu
Tapi tak apa nak, tak ada secuil
debu pun dendam kami padamu
Kamu tetap saying padamu
Anakku, waktu membawamu ke usia
remaja
Saat kamu SMA, kamu mulai
malas-malasan membantu kami
Kadang kamu mengurung diri di
kamar sepulang sekolah
saat aku menguatirkanmu nak, kamu
menjawab bahwa sedang belajar
Padahal kamu sedang kuatir
memikirkan seseorang diluar sana
Kami tau itu nak, dan kami ikut
kuatir akan hal itu
Anakku, saat tamat SMA
Kamu berbahagia bersama
teman-temanmu karena mendapat nilai bagus
Ucapan terima kasih yang kau
selipkan disela-sela bahagiamu
Seakan menghambungkan kami
menjadi orang yang ikut lulus juga rasanya
Kami benar-benar bahgia nak
Namun ada kekuatiran setelah ini
Anakku, saat berbincang mengenai
masa depanmu
Sebenarnya hatiku aman sedih nak
Aku terbayangkan kamu akan pergi
jauh setelah ini
Kamu inginkan kuliah di luar kota
Karena keinginanmu kami
menyetujuinya nak
Walau hati kami ingin selalu
bersamamu, tapi tak apa-apa
Jika memang kamu bahagia disana,
kami ikut bahagia
Anakku, dimasa perkuliahanmu
Kadang ada suatu waktu kami
sangat merindukanmu
Namun tak ada kabar sedikitpun
darimu
Mungkin kamu terlalu sibuk dengan
tugasmu
Ada suatu waktu kami melihat
teman sebayamu lewat di depan rumah
Kamu tau nak, hati kami ingin
menangis saat itu
Anakku, saat sampai dihari
wisudamu aku turut bahagia nak
Kamu kirimkan undangan untuk
orang tua menghadiri acaramu
Kamu inginkn berfoto bersama kami berulang kali
Saat itu kamu bahagia nak, kami
juga turut bahagia
Kamu telah menyelesaikan studimu
dengan baik
Namun ada kekuatiran kami setelah
ini nak
Anakku, kamu kirimkan kabar kamu
diterima di perusahaan ternama
Kamu menempati posisi yang bagus
disana
Kami turut bahagia
Setelahnya kamu kirimkan
foto-foto kerjamu dikantor
Kami merasa bangga karena hidupmu
tak pernah menjadi sia-sia
Anakku, kukirim juga kabar padamu
Bahwa semua adik-adikmu juga
ingin kuliah sepertimu di luar kota
Mereka ingin menurut jejak
suksesmu
Kamu mendukung sepenuh hati,
menyambut mereka dengan bahagia
Tapi kamu tau nak, saat itu kami
bersedih
Anakku, saat liburan tiba
Kamu dan adik-adikmu pulang ke
rumah
Saat itu semua anak-anakku
membawa oleh-oleh dari tempanya sendiri
Walau kadang kita tak pernah
berkumpul selengkap dulu
Seperti dimasa kecil berteman
dengan lampu dinding
Kadang si kakak yang tak bisa
pulang, atau siadik yang banyak tugas kuliah
Tapi aku tetap merasa bahagia
nak, kalian masih menjengukku disini
Kalian masih mengingat kami
disini
Walau sebenarnya hati kami ingin
berkumpul bersama semua anak-anak kami
Seperti dimasa kecil berteman
dengan lampu dinding
Anakku, ternyata kamu telah
dewasa
Aku tau, walau aku melihatmu saat
akhir tahun menjelang libur panjang saja
Atau liburan cuti kerjamu
Aku menilaimu telah dewasa
Dan benar! kamu telah siap
membentuk sebuah keluarga baru dalam keturunanku
Karena pertama kalinya aku
merayakan ini, ingin ku buat semegah mungkin
Agar kamu bahagia dihari
pengantinmu
Anakku, kamu tau…
Setiap perjalanan waktu aku
selalu berdoa
Semoga masih ada banyak waktuku
untuk bisa berkumpul bersama anak-anakku
Seperti dimasa kecil berteman
dengan lampu dinding
Dengan kesederhanaan itu nak,
kebahagiaanku terasa sempurna
Dan ternyata Tuhan mengabulkan
doaku
Di Liburan akhir tahun kamu dan
adik-adikmu pulang kerumah kecil kita
Aku bahagia nak, kebahagiaanku
sempurna rasanya
Kita makan malam seperti dulu,
walau tak lagi dengan lampu dinding
Walau tak lagi dengan sayuran
kebun
Kalian menbawa banyak makanan
dari tempat kalian tinggal
Anakku, kebersamaan itu tak bisa
kurasakan selamanya
Kalian kembali ketempat kalian
merubah kehidupan ini
Satu per satu anakku pergi dan
membawa barang-barangnya
Kamu tau nak, saat itu aku
terpuruk
Sakit sekali rasanya melepaskan
kalian untuk pergi lagi
Saat kalian salami tanganku untuk
pergi, aku menjawab “ya” dan “hati-hati”
Padahal dalam hati aku ingin
berlama-lama berkumpul KEMBALI bersama anak-anakku
Tapi tak apa nak, doaku selalu
ada padamu
Hingga dipenghujung bulan Satu
Rumah kecilku kembali sepi tanpa
anak-anakku disampingku
Aku “Ayah dan Ibumu” hanya bisa
merenung tiap waktu
Dan selalu berdoa agar tahun
depan kita bisa berkumpul kembali
Anakku, mungkin telah banyak tahun Tuhan menjawab doaku
Kita berkumpul dan makan malam
bersama
Walau tahun kemarin siadik tak
bisa berkumpul, mungkin anaknya ingin liburan ditempat lain
Tapi tak apa nak, aku selalu
berdoa padamu
Dan tahun ini sepertinya berbeda
Tuhan ingin aku berkumpul
bersamnya diatas sana
Tuhan ingin aku yang berlibur
ditempat-Nya
Dan kamu tau artinya nak
Anakku, satu pesanku
Jangan pernah lupakan rumah dengan
lampu dinding kecil ditengahnya
Jangan pernah berhenti berkumpul
bersama saudaramu
Dan jangan pernah berhenti berdoa
Aku disini bahagia, aku dapat
melihat anakku satu persatu melakukan aktivitasnya
Aku berkeliling bersama malaikat
di atas awang-awang
Dan aku BAHAGIA
By : Liria
Lase
Minggu, 02
Juni 2013
10:20 malam
Komentar
Posting Komentar